Dampak Buruk Internet Bagi Anak Sekolah

Teknologi komputer seperti internet menjadi gandrungan terbaru para pendidik. Semua sekolah berusaha menampilkan komputer di sekolahnya tentu dengan fasilitas internet. Dengan internet, sekolah kemudian berharap kesan berteknologi dan goes internasional melekat padanya. Siswapun diharapkan mendapatkan akses yang berguna bagi proses belajar dan mendapatkan ilmu di sekolah.

Ketika dua kali saya mengikuti seminar dan pelatihan internasional  internet untuk sekolah, pada umumnya nara sumbernya beranggapan bahwa jaman sekarang kita harus dapat mengikuti anak yang pada umumnya sudah kenal berbagai hal mengenai internet, kita yang terlahir bukan di jaman internet harus dapat mengikuti. Saya pikir cukup ironis, karena internet pada dasarnya adalah untuk orang dewasa, bukan anak-anak. Anak-anak kemudian diperkenalkan kepadanya, bukan kita yang dikenalkan.  Sebuah kenyataan juga bahwa banyak guru yang gaptek.

Apa yang diharapkan biasanya sulit diwujudkan atau mungkin timbul Dampak Buruk lain yang sebenarnya tidak diharapkan. Contoh, copas dan pornografi. Siswa yang diberikan keleluasaan bergerak dengan internet rawan dengan copy paste, apalagi dengan konsep belajar kreatif, siswa aktif, dan menyenangkan yang sekarang menajadi tren. Mereka akan sibuk mencari bahan tetapi dengan cara copas, tugaspun selesai dengan waktu cepat. Setelah itu mereka bisa melakukan hal lain seperti facebookan atau main game. Keleluasaan bergerak di dunia maya juga bisa berbelok untuk pornografi. Siswa mencari gambar atau film yang bukan untuknya.

Kedua hal itu, copas dan pornografi adalah hal negatif yang mungkin timbul jika kontrol terhadap mereka tidak ketat. Lantas apa yang harus dilakukan kemudian? Karena jika tidak kita akan terbiasa untuk melepas siswa begitu saja, padahal efeknya akan menjadi lebih jelek lagi.

Pertama sebelum sebuah sekolah menelurkan kebijakan penggunaan free internet bagi siswanya, harus ada aturan yang memagari, dengan pertimbangan bahwa anak sekolah biar bagaimanapun harus dibimbing. Siswa yang berada di sekolah adalah tanggung jawab sekolah, pimpinan, guru, dan karyawan.

Kedua dipersiapkan seorang ahli IT yang mengerti seluk beluk internet, termasuk software yang dapat meminimalisir copas ataupun pornografi.

Ketiga komitmen seluruh pimpinan, guru, dan karyawan. Siswa wajib didampingi ketika berinternet di sekolah dan diberi pengarahan secara kontinyu, termasuk keamanan dalam berinternet dan bersosialisasi melalui internet, karena bagaimanapun ketika siswa berinternet, mereka dihubungkan ke dunia luar. Cyber crime selalu mengintai.

Keempat. Siswa secara kontinyu diajarkan bagaimana caranya menulis bukan mencopas, diajarkan mengambil gambar dari internet dengan aturan yang berlaku. Dan yang juga tidak kalah penting, tugas yang dikerjakan atau dihasilkan siswa harus diperiksa dan diberi umpan balik oleh guru untuk perbaikan.

No comments:

Post a Comment