Suatu ketika ada seorang wali murid siswa SMP mengaduh kepada guru anaknya, “ pak, kenapa anak saya semakin lama semakin tidak mandiri pak? ”, Tanya si ibu. “kog bisa lho bu?”, si guru balik Tanya dan si ibu mencoba menceritakan: “ Iya pak, di suruh sekolah nggak mau kalo g dianter, kalo makan harus di ambilin, baju maunya di setrikain, nggak mandiri banget kan pak?”
Dari kejadian itu, siapa yang patut disalahkan atas ketidak mandirian seorang anak?? Coba kita mengingat kembali contoh kecil bagaimana proses perkembangan anak dari mulai bayi. Pertama , masih ingatkah kita ketika bayi belum bisa tengkurap dan akhirnya bisa tengkurap, Apakah bayi ketika mencoba tengkurap minta bantuan kepada orang tuanya? Tidak, bayi berusaha dengan susah payah berjuang untuk tengkurap. Kedua, ketika anak sudah agak besar dan mencoba belajar untuk berjalan, apakah ketika anak belajar berjalan minta bantuan kepada orang tuanya? Tidak, anak berjuang sendiri untuk belajar berjalan, meski jatuh, kotor dan sakit tapi dia tak pernah menyerah untuk belajar berjalan.
Dari kesimpulan tersebut, seorang anak diciptakan mempunyai watak yang sangat mandiri. Tapi kenapa ketika menjelang dewasa kemandirian itu semakin menurun?? Sebenarnya, tanpa disadari orang tua lah yang merusak watak kemandirian seorang anak. Mengapa demikian? Kita ambil contoh, ketika seorang anak mencoba mengambil sendok untuk makan sendiri dengan cara mereka sendiri apa yang dilakukan orang tua? Jawabanya pasti orang tua segera mengambil sendok anak tersebut kemudian menyuapinya dengan alasan nanti mulutnya kotor, makananya terbuang dan sebagainya. Kemudian, ketika anak mencoba belajar mengambil sebuah gelas dan menuangkan air kedalam gelas untuk minum, apa yang dilakukan orang tua? Segera mengambil gelas dan membantu meminumkannya dengan alasan nanti gelasnya pecah, airnya tumpah dan sebagainya. Dari kedua contoh tersebut tanpa disadari itulah yang menyebabkan rusaknya kemandirian seorang anak karena terbiasa dibantu dan dimanja dari berbagai hal sekecil apapun.
Tulisan ini saya tulis setelah mendengarkan keterangan tersebut dari sebuah radio ( tidak tahu radio apa ). semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Amin.
No comments:
Post a Comment